suatu pagi di hari itu, telah banyak anak-anak berkumpul menunggu
sesuatu yang amat dirindukan sekaligus ditakutkan. ya, pengumuman.
pengumuman memang selalu membawa dua hal, ada yang takut dan ada yang
sangat berharap…tapi diluar itu semua ada suatu kebersamaan yang amat
aku rindukan. Heterogenitas dari kelompok-kelompok kecil, dari
permusuhan-permusuhan kecil, dari cinta-cinta kecil, dari gank-gank
kecil…
semua memberikan kenangan yang tak terlupakan dan senantiasa indah jikalau dikenang.
tangisan-tangisan kecil…pun tidak bisa dihindari ketika kita para
anak didik meminta do’a restu dari para pendidik kami. restu dan doa
sangat senantiasa diharapkan oleh kita semua. kepulangan saat itu
sangatlah membuat hati tenang sekaligus sedih, sekaligus cemas,
sekaligus harap, sekaligus penuh berbagai harapan. kami, antar sesama
mengucapkan doa, selamat, sampai jumpa, dan kata-kata penuh harap
lainnya kata yang amat berkesan “semoga sukses ya….” kata yang seakan
baru kemarin aku dengar, tapi sudah dua tahun aku melewatinya…sungguh
masih terngiang kondisi saat itu. saat di parkiran…saat di depan kelas,
bahkan sampai di depan pintu gerbang sekolah ku…
hari berikutnya adalah hari kita semua berkunjung kerumah-rumah para pahlawan kami. para ayah-ayah dan para ibu-ibu
dan para pendidik kami, para guru kami. doa restu tidak hanya sekedar
kami harap, tapi kami juga menjemputnya. dari rumah kerumah kami ketuk
satu persatu, kami meminta restu…
saat senja tiba, saat itulah kami berpisah menuju kepulangan
masing-masing. aku ingat saat itu matahari bersinar merah, sangat merah,
aku hanya berdua dengan temanku yang selalu bersama sejak sekolah
dasar. perpisahan itu mengantar kepergian kebersamaan kami untuk yang
terakhir kalinya saat kami menyandang gelar anak SMA.
akhirnya pagi yang kita nantikan sekaligus kita takutkan, sekaligus
kita harapkan segera melaluinya datang…aku berangkat dengan persiapan
yang matang dan mental yang InsyaAllah sudah tertata begitu juga
teman-temanku. pagi-pagi betul kami sudah berkumpul untuk menunggu para
pengawas-yang sebagian siswa menganggap mereka adalah penentu nasib
kami. sebagian lagi mondar-mandir tidak karuan, sedangkan aku memilik
untuk duduk-duduk sambil menenangkan diri.
pagi itu juga dihiasi dengan tragedi kecil, bisik-bisik yang terjadi
di salah satu sudut, dan ada pertukaran sebuah kertas kecil yang katanya
itu adalah penolong mereka. aku tidak terlalu tertarik dengan hal itu.
tragedi kecil terjadi di kelasku. kunci. ya kunci kelasku mendadak
tidak bisa dibuka, sehingga sebagian dari kami sempat panik, bahkan ikut
juga beberapa guru kami. dengan doa dan harap kami akhirnya dikabulkan
oleh ALLAH dan terbukalah pintu itu.
kami mulai bertarung dengan nasib kami
di hari pertama,
aku lupa apa lawan bertarung kami. tapi yang masih aku ingat adalah
aku sendiri sempat membuat gelisah guruku, saat itu aku keluar untuk ke
kamar mandi, tapi mereka mengira aku dikeluarkan. yach….itulah bentuk
sayang para pahlawanku yang mungkin tidak akan pernah bisa aku bayarkan.
hanya hari itu yang aku ingat paling jelas.
hari-hari berikutnya aku merasa tidak jauh beda. tapi pada hari
keberapa aku lupa, saat ada tragedi yang sangat mengerikan, ada teman
kami yang mengalami kesalahan dalam mengerjakan, sehingga keluar ruang
ujian dia sampai meneteskan bertetes-tetes air mata. akupun masih ingat
itu, bahkan guruku pun ada yang ikut memeluk prihatin dan tak lupa
memberikan harapan kepada temanku.
selesailah pertempuran tiga hari yang masing-masing hari dua ronde
itu..total ada 6 ronde berat yang menentukan masa depan kami telah kami
lalui. sebagian dari kami ada yang senang tapi sebagian lagi ada pu
la yang sedih aku termasuk anak yang berada diantara keduanya. aku
senang karena sudah saatnya untuk mengistirahatkan sejenak isi kepala
yang lelah ini. namun aku sadar ini juga berarti akhir pertemuan, ujung
ikatan hati kami antara semua hati yang selalu berinteraksi setiap hari.
aku sadar dan aku patut merasa sedih dalam hal ini. aku sadar
perpisahan dengan orang-orang yang aku sayangi semakin dekat. aku sedih
tak terukurkan, dan mungkin itu juga yang dialami teman-temanku.
hari-hari kami lalui dengan datang ke sekolah, tanpa adanya tujuan
yang jelas, kami hanya menghabiskan kesempatan terakhir kami bersua,
karena kami tahu kelak akan sulit untuk bertemu lagi…meskipun pertemuan
itu sekelompok-sekelompok orang-orang yang paling dekat, namun aku
juga punya orang-orang dekat, dan kami sekali lagi menghabiskan
masa-masa terakhir kebersamaan kami.
baju hijau lengan panjang, celana hijau dan berdasi, sebagai saksi
hari-hari indah kenangan kami. kenangan yang tidak akan pernah terulang
oleh kapanpun dan oleh manapun. karena itulah keindahan dan kenangan
ketika kami di sekolah.
hari-hari itulah yang mengikat hati kami dengan kuat, selamanya….
kawan…
meski kita sekarang mungkin berhalangan untuk bersua lagi, meski kita
sekarang merasa enggan, merasa malu atau merasa canggung untuk bersua
lagi tapi aku yakin, kita semua tidak semudah itu melupakan ikatan ini,
tidak semudah itu melupakan kenangan-kenangan yang kita ukir bersama
dalam tinta keabadian dalam hati kita…
kawan….
saat itu doa kita terkabul, dan kita berhasil memenangkan ronde demi
ronde pertempuran kita, kita mampu mengalahkan ketakutan dan
kekhawatiran itu. dan kita meraih kebahagiaan cita-cita kita…
kawan…
ini adalah kisah hidup kita yang indah, kisah yang hanya kita yang
memiliki, karena kisah yang paling indah adalah kisah cinta kita selama
disekolah.
kawan…
mari menyambung indahnya silaturahmi, indahnya ikatan hati dan kebersamaan menuju keadilan dan kesejahteraan hidup kita kelak….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar