SAYA IFFA...

Foto saya
nama saya iffatun fidi pangestu biasa di pangiil IFFA,saya anak ke 2 dari 4 bersaudara dan anak perempuan tunggal,

Minggu, 11 Maret 2012

kiah cinta anak sekolah

suatu pagi di hari itu, telah banyak anak-anak berkumpul menunggu sesuatu yang amat dirindukan sekaligus ditakutkan. ya, pengumuman. pengumuman memang selalu membawa dua hal, ada yang takut dan ada yang sangat berharap…tapi diluar itu semua ada suatu kebersamaan yang amat aku rindukan. Heterogenitas dari kelompok-kelompok kecil, dari permusuhan-permusuhan kecil, dari cinta-cinta kecil, dari gank-gank kecil…
semua memberikan kenangan yang tak terlupakan dan senantiasa indah jikalau dikenang.
tangisan-tangisan kecil…pun tidak bisa dihindari ketika kita para anak didik meminta do’a restu dari para pendidik kami. restu dan doa sangat senantiasa diharapkan oleh kita semua. kepulangan saat itu sangatlah membuat hati tenang sekaligus sedih, sekaligus cemas, sekaligus harap, sekaligus penuh berbagai harapan. kami, antar sesama mengucapkan doa, selamat, sampai jumpa, dan kata-kata penuh harap lainnya kata yang amat berkesan “semoga sukses ya….” kata yang seakan baru kemarin aku dengar, tapi sudah dua tahun aku melewatinya…sungguh masih terngiang kondisi saat itu. saat di parkiran…saat di depan kelas, bahkan sampai di depan pintu gerbang sekolah ku…
hari berikutnya adalah hari kita semua berkunjung kerumah-rumah para pahlawan kami. para ayah-ayah dan para ibu-ibu dan para pendidik kami, para guru kami. doa restu tidak hanya sekedar kami harap, tapi kami juga menjemputnya. dari rumah kerumah kami ketuk satu persatu, kami meminta restu…
saat senja tiba, saat itulah kami berpisah menuju kepulangan masing-masing. aku ingat saat itu matahari bersinar merah, sangat merah, aku hanya berdua dengan temanku yang selalu bersama sejak sekolah dasar. perpisahan itu mengantar kepergian kebersamaan kami untuk yang terakhir kalinya saat kami menyandang gelar anak SMA.
akhirnya pagi yang kita nantikan sekaligus kita takutkan, sekaligus kita harapkan segera melaluinya datang…aku berangkat dengan persiapan yang matang dan mental yang InsyaAllah sudah tertata begitu juga teman-temanku. pagi-pagi betul kami sudah berkumpul untuk menunggu para pengawas-yang sebagian siswa menganggap mereka adalah penentu nasib kami. sebagian lagi mondar-mandir tidak karuan, sedangkan aku memilik untuk duduk-duduk sambil menenangkan diri.
pagi itu juga dihiasi dengan tragedi kecil, bisik-bisik yang terjadi di salah satu sudut, dan ada pertukaran sebuah kertas kecil yang katanya itu adalah penolong mereka. aku tidak terlalu tertarik dengan hal itu.
tragedi kecil terjadi di kelasku. kunci. ya kunci kelasku mendadak tidak bisa dibuka, sehingga sebagian dari kami sempat panik, bahkan ikut juga beberapa guru kami. dengan doa dan harap kami akhirnya dikabulkan oleh ALLAH dan terbukalah pintu itu.
kami mulai bertarung dengan nasib kami
di hari pertama,
aku lupa apa lawan bertarung kami. tapi yang masih aku ingat adalah aku sendiri sempat membuat gelisah guruku, saat itu aku keluar untuk ke kamar mandi, tapi mereka mengira aku dikeluarkan. yach….itulah bentuk sayang para pahlawanku yang mungkin tidak akan pernah bisa aku bayarkan.
hanya hari itu yang aku ingat paling jelas.
hari-hari berikutnya aku merasa tidak jauh beda. tapi pada hari keberapa aku lupa, saat ada tragedi yang sangat mengerikan, ada teman kami yang mengalami kesalahan dalam mengerjakan, sehingga keluar ruang ujian dia sampai meneteskan bertetes-tetes air mata. akupun masih ingat itu, bahkan guruku pun ada yang ikut memeluk prihatin dan tak lupa memberikan harapan kepada temanku.
selesailah pertempuran tiga hari yang masing-masing hari dua ronde itu..total ada 6 ronde berat yang menentukan masa depan kami telah kami lalui. sebagian dari kami ada yang senang tapi sebagian lagi ada pu
la yang sedih aku termasuk anak yang berada diantara keduanya. aku senang karena sudah saatnya untuk mengistirahatkan sejenak isi kepala yang lelah ini. namun aku sadar ini juga berarti akhir pertemuan, ujung ikatan hati kami antara semua hati yang selalu berinteraksi setiap hari. aku sadar dan aku patut merasa sedih dalam hal ini. aku sadar perpisahan dengan orang-orang yang aku sayangi semakin dekat. aku sedih tak terukurkan, dan mungkin itu juga  yang dialami teman-temanku.
hari-hari kami lalui dengan datang ke sekolah, tanpa adanya tujuan yang jelas, kami hanya menghabiskan kesempatan terakhir kami bersua, karena kami tahu kelak akan sulit untuk bertemu lagi…meskipun pertemuan itu sekelompok-sekelompok orang-orang  yang paling dekat, namun aku juga punya orang-orang dekat, dan kami sekali lagi menghabiskan masa-masa terakhir kebersamaan kami.
baju hijau lengan panjang, celana hijau dan berdasi, sebagai saksi hari-hari indah kenangan kami. kenangan yang tidak akan pernah terulang oleh kapanpun dan oleh manapun. karena itulah keindahan dan kenangan ketika kami di sekolah.
hari-hari itulah yang mengikat hati kami dengan kuat, selamanya….
kawan…
meski kita sekarang mungkin berhalangan untuk bersua lagi, meski kita sekarang merasa enggan, merasa malu atau merasa canggung untuk bersua lagi tapi aku yakin, kita semua tidak semudah itu melupakan ikatan ini, tidak semudah itu melupakan kenangan-kenangan yang kita ukir bersama dalam tinta keabadian dalam hati kita…
kawan….
saat itu doa kita terkabul, dan kita berhasil memenangkan ronde demi ronde pertempuran kita, kita mampu mengalahkan ketakutan dan kekhawatiran itu. dan kita meraih kebahagiaan cita-cita kita…
kawan…
ini adalah kisah hidup kita yang indah, kisah yang hanya kita yang memiliki, karena kisah yang paling indah adalah kisah cinta kita selama disekolah.
kawan…
mari menyambung indahnya silaturahmi, indahnya ikatan hati dan kebersamaan menuju keadilan dan kesejahteraan hidup kita kelak….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar